Kamis, 09 Mei 2013
Untukmu, aku terlalu melangkah jauh darimu.
Hingga pada akhirnya waktu menyadarkanku bahwa aku salah melangkah.
Hingga aku takut untuk kembali padamu.
Aku takut kau akan mencampakkanku.
Aku takut kau akan membiarkanku sendiri.
Menjadi daging bertulang yang tak tahu harus dengan siapa lagi ia akan mengarungi laut kehidupan.
Untukmu, maafkanlah diriku.
Untukmu, kalian.
Aku.
Hingga pada akhirnya waktu menyadarkanku bahwa aku salah melangkah.
Hingga aku takut untuk kembali padamu.
Aku takut kau akan mencampakkanku.
Aku takut kau akan membiarkanku sendiri.
Menjadi daging bertulang yang tak tahu harus dengan siapa lagi ia akan mengarungi laut kehidupan.
Untukmu, maafkanlah diriku.
Untukmu, kalian.
Aku.
Kita satu. Bersama, untuk beberapa hari ini.
Aku sering menangkap ekor matamu yang terlihat menatap diriku, hingga kau membuang mukamu lalu menunduk.
Suatu hari, aku duduk di kursi yang ada di barisan depanmu; dan aku menangkap ekor matamu lagi.
Kau selalu membuatku tersenyum karena tingkahmu, perkataanmu, dan lelucon yang bahkan tanpa sadar kau katakan.
Malam itu, aku berkata jika aku menginginkan secangkir kopi lagi, lalu kau mengakatan 'kalau kamu minum kopi, kamu nggak bakal bisa tidur'. Seketika itu aku menjawab 'kata siapa? Enggak juga, relatif. Kalau emang dasarnya ngantuk mau minum kopi pun bisa tidur'
Lalu kau diam.
Entah apa karena kau berfikir akan kata-kataku tadi ataukah karena kau kalah telak.
Aku sering menangkap ekor matamu yang terlihat menatap diriku, hingga kau membuang mukamu lalu menunduk.
Suatu hari, aku duduk di kursi yang ada di barisan depanmu; dan aku menangkap ekor matamu lagi.
Kau selalu membuatku tersenyum karena tingkahmu, perkataanmu, dan lelucon yang bahkan tanpa sadar kau katakan.
Malam itu, aku berkata jika aku menginginkan secangkir kopi lagi, lalu kau mengakatan 'kalau kamu minum kopi, kamu nggak bakal bisa tidur'. Seketika itu aku menjawab 'kata siapa? Enggak juga, relatif. Kalau emang dasarnya ngantuk mau minum kopi pun bisa tidur'
Lalu kau diam.
Entah apa karena kau berfikir akan kata-kataku tadi ataukah karena kau kalah telak.
Gonna miss you..
Kopi.
Kita; kau dan aku bertemu. Minum di lokasi yang sama.
Aku, penyuka kopi. Dan kau.. Entah apa yang kau suka. Teh? Air mineral? Ataukah kopi yang sama denganku.
Seandainya waktu bisa diperlambat, seandainya waktu bisa diulang, seandainya aku dan kau sudah kenal sebelumnya; mungkin aku sudah tahu minuman apa yang kau suka.
Sekarang, aku disini dan kau entah dimana. Aku hanya dapat berharap, semoga waktu berpihak kepada perempuan penyuka kopi untuk kembali mempertemukannya dengan seorang laki-laki yang entah minuman apa yang dia suka.
Aku, penyuka kopi. Dan kau.. Entah apa yang kau suka. Teh? Air mineral? Ataukah kopi yang sama denganku.
Seandainya waktu bisa diperlambat, seandainya waktu bisa diulang, seandainya aku dan kau sudah kenal sebelumnya; mungkin aku sudah tahu minuman apa yang kau suka.
Sekarang, aku disini dan kau entah dimana. Aku hanya dapat berharap, semoga waktu berpihak kepada perempuan penyuka kopi untuk kembali mempertemukannya dengan seorang laki-laki yang entah minuman apa yang dia suka.
Kopi.
Langganan:
Postingan (Atom)